Kapan, Dimana dan Bagaimana Kematian



Kematian adalah sesuatu yang memisahkan kita dari beberapa kesenangan, misalnya dari keluarga yang kita sayangi, dari harta yang kita cintai, dari hidup yang kita sukai. Manusia menempati badannya hanya sementara, sebab dunia inipun sementara sifatnya. Bahkan menurut berbagai penelitian hadits, kiamat dunia ini sudah tinggal sebentar lagi. Pada dasarnya semua yang berjiwa akan merasakan kematian, apakah dia binatang, manusia atau jin, namun pertanyaannya kapan dimana dan bagaimana. Dimananya mungkin penting bagi sebagian orang.

Ada orang yang bercita-cita mati di tanah air, atau di tanah suci atau di tempat yang indah. Namun bagi mukmin (orang beriman) soal dimana tak penting, yang penting adalah kapan dan bagaimana. Kapan menjadi penting bagi kita sikapi, bukan untuk kita ketahui dengan pasti. Mengapa demikian? Alasannya, pertama, Jika kita tahu bahwa kematian bisa terjadi dengan tiba-tiba tanpa persiapan kita, maka kita sebaiknya akan selalu siap sedia menemuinya. Hadits Nabi saw mengatakan, kejarlah duniamu bagaikan engkau hidup selamanya dan kejarlah akhiratmu bagai engkau mati esok.

Dalam hadits lain Nabi SAW mengatakan bahwa orang yang paling pandai adalah yang paling ingat akan masalah kematian, artinya orang yang selalu ingat bahwa dirinya akan mati dan mungkin mati tiba-tiba tanpa persiapan, maka ia akan selalu berusaha siap sedia setiap saat. Artinya orang semacam ini akan selalu berhati-hati untuk tidak berbuat dosa dan selalu bersegera menjalankan amal yang berpahala, sebab ia selalu berusaha agar mati dalam keadaan husnul khotimah (akhir yang terbaik) dan menjauhi su’ul khotimah (akhir yang buruk atau mati dalam keadaan yang buruk dan berdosa sebelum sempat taubat)

Alasan kedua yaitu, Jika kita tahu bahwa kematian menjadi akhir amal kita dan akhir kesempatan berpahala, maka kita selalu berusaha untuk memperbanyak pahala sebelum habis masa deadline boleh berpahala. Ibarat orang yang mengunjungi departemen store yang sedang obral, ia akan bersegera membeli sebanyak-banyaknya barang orbralan sebelum obralnya ditutup.

Jika kita tahu bahwa di akhirat sana “tiket” surga kita adalah amal kita, maka kita akan selalu berusaha untuk tidak kehilangan tiket sebab di akhirat sana sudah tak ada yang jual tiket ke surga lagi, dan barang siapa yang tak punya tiket ke surga berarti akan digiring ke neraka. Kita tak bisa memastikan kapan kita akan mati, yang pasti bahwa kita pasti akan mati, oleh karena itu daripada berpusing-pusing memikirkan kapannya yang rahasia bagi kita, maka lebih baik kita memikirkan apa yang harus kita lakukan sebelum itu terjadi.

Masalah bagaimananya kita mati juga menjadi penting, sebab takdir waktu mungkin tak dapat dirubah, namun hidayah dan keimanan harus lebih dahulu diusahakan sebelum dijatuhkan takdirnya oleh Allah.

Hidup sesudah mati sangat jelas bahwa adanya kehidupan tersebut merupakan keharusan dalam rangka keadilan Allah. Kita lihat di dunia ini banyak sekali para pelanggar hukum yang tidak mendapatkan hukum setimpal, maka sudah sepantasnya semua diperhitungkan dengan teliti di akhirat kelak. Oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu memastikan kita dalam keadaan selalu baik, agar tak terkecoh dengan kematian tiba-tiba yang mungkin sekali terjadi. Wallahu 'a'lam bishshowaab (HM Ihsan Tanjung dan Siti Aisyah Nurmi)

Sumber: eramuslim

0 comments:

Post a Comment